Taman Nasional Sembilang

Taman Nasional Sembilang di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan (sekitar 105km dari Kota Palembang), mencakup area seluas 2.051,31km² dengan ekosistem yang kaya dan beragam, termasuk hutan mangrove, rawa gambut, dan hutan rawa air tawar. Kawasan ini dikenal dengan keanekaragaman hayatinya, menjadi rumah bagi berbagai spesies flora seperti bakau, api-api, dan pidada, serta fauna seperti burung migran, Harimau Sumatera, dan Gajah Asia. Taman Nasional Sembilang didirikan pada tahun 2003 sebagai upaya untuk melindungi ekosistem mangrove yang luas di wilayah pesisir timur Sumatera Selatan. Sejak didirikan, taman nasional ini telah menjadi pusat perhatian dalam upaya pelestarian keanekaragaman hayati, melindungi berbagai spesies flora dan fauna yang mendiami hutan mangrove, rawa gambut, dan hutan rawa air tawar di dalamnya. Upaya konservasi di Taman Nasional Sembilang melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah, LSM, dan masyarakat lokal, yang bekerja sama untuk menjaga ekosistem yang penting bagi ekologi pesisir Sumatera Selatan.

Bulan Oktober hingga Desember merupakan periode optimal untuk mengunjungi Taman Nasional Sembilang (TNS) di Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, karena pada saat itu jutaan ekor burung laut dari Siberia dan Australia melakukan migrasi ke area tersebut. Migrasi ini terjadi sebagai respons terhadap masuknya musim dingin di habitat asli mereka. Fenomena tahunan ini terjadi karena perubahan cuaca di tempat asal burung-burung tersebut menuju musim dingin. Mereka singgah sementara di TNS Banyuasin untuk mencari ikan sebelum kembali ke daerah asal mereka saat musim panas tiba di Siberia. Siklus migrasi ini berulang setiap tahunnya. Tentunya akan banyak hal lain yang ditawarkan kepada para wisatawan ketika berkunjung ke Taman Nasional Sembilang dan dapat diakses dari hari Senin-Jumat dari pukul 07.00-16.00 WIB. Namun para wisatawan harus mengurus Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi) terlebih dahulu dan dikenakan biaya Rp5.000.